Apa jadinya mesin tanpa piston? Hanya seonggok besi yang tak beda dibandingkan pot kembang atau tiang listrik. Enggak bisa dipakai membuat tunggangan melaju.Piston atau seher ini memang menjadi jantung dari mesin, sehingga boleh dibilang ini adalah perangkat utama dapur pacu.
Makanya tak heran bagian ini jadi pusat perhatian para tuner modifikasi motor. Banyak piston bisa digunakan untuk meningkatkan performa, mulai dari piston standar yang kapasitasnya lebih gede, hingga piston aftermarket yang memang dirancang untuk performa tinggi.“Ada banyak piston di pasaran, mulai dari Izumi, LHK, Hispeed dan lainnya,” ungkap Marsell dari MC Racing di kawasan Kebon Jeruk IX, Jakbar. Piston-piston tadi ada yang disesuaikan dengan diameter standar ada pula yang memiliki diameter lebih besar, alias bore-up.
Begitu pun fasilitas yang ditawarkan produk-produk tersebut juga berbeda-beda. Ada yang menawarkan sekadar pistonnya saja ada pula yang menjual komplet set, berikut ring piston dan pen pistonnya.“Misalkan Hispeed, ada yang dijual komplet dengan ring dan pen piston, sementara Kitaco pistonnya saja,Jadi pilihan pun bermacam-macam soal kelengkapannya.
Begitu juga kontur pistonnya, ada yang hi dome alias jenong ada pula biasa saja kontur atas pistonnya. Diameter piston pun sama, beragam pula jenisnya. Yang ingin menggunakan diameter piston standar pun ada, meski sudah hi dome.
Nah, ketika sudah ingin mengaplikasi piston ini, tentu ada yang harus dilakukan dulu pada komponen-komponen penunjang lainnya. Seperti ketika pilihan pada piston jenong yang dijual tanpa ring dan pen piston, perlu biaya tambahan.ring piston rata-rata dijual dengan kisaran harga Rp 70 ribu, lantas pen piston Rp 30 ribu. kemudian kalau diameter piston diperbesar, tentunya perlu siapkan dana tambahan untuk korter sekitar Rp 25 ribu, begitu pun ketika harus mengganti boring, rata-rata dijual Rp 125 ribu.
Sumber – bebexbiroe.blogspot.com
Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar